Sekarang kita akan membahas tentang cara buat fermentasi pakan kambing pakai jerami. Pada musim kemarau, pasokan hijauan dapat menjadi tantangan bagi petani karena pasokan hijauan yang terbatas. Solusi yang mungkin adalah menghasilkan pakan yang sepenuhnya difermentasi. Pakan ini berbahan dasar hijauan dan jerami, yang memiliki nilai gizi tinggi. rumah mesin
Dalam industri peternakan dan sapi potong (feedlot) terdapat kenyataan berupa pemanfaatan jerami padi secara langsung. Hal ini menimbulkan masalah karena jerami padi berlimpah secara kuantitas, tetapi tergolong rendah nutrisi dari segi kualitas, karena hanya mengandung sekitar 3-4% protein.
Pakan komplit cocok untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Ruminansia memiliki rumen yang mengandung jutaan mikroba yang memungkinkan mereka untuk mensintesis berbagai jenis nutrisi penting yang mereka butuhkan untuk kelangsungan hidup dan produksi mereka. Hewan ruminansia juga mampu mencerna sumber serat seperti rumput, daun, jerami dan produk samping pertanian. mesin pencacah rumput
Proses I : Proses Pembuatan Jerami Fermentasi
Bahan dan Peralatan :
- 1 ton jerami padi kering
- 20-25 lt molase/gula dilarutkan
- Probiotik / EM4
- 250-300 liter. : Air untuk melarutkan probiotik dan molase /15 Lt untuk jerami basah.
- Terpal / plastik / judul.
- Pemotong sabit atau sejenisnya atau Anda bisa menggunakan perajang jerami.
- Ember atau ember, gembor, terpal plastik atau karung plastik
Langkah Langkah :
- Bahan kering yang ada ditumpuk menjadi beberapa bagian dengan ukuran sekitar 25 cm
- Siapkan terpal/plastik/cluster
- Larutkan bahan-bahan di atas menjadi satu sesuai perbandingan, lalu siapkan lembaran plastik sebagai alas untuk mencampur jerami dengan campuran probiotik/Em4, tetes tebu dan air.
- Jerami padi yang telah dipotong diletakkan secara bertahap diatas terpal sambil disiram dengan larutan tetes air dan Starbio sesuai dengan perbandingan di atas sampai merata dan jerami terlihat basah.
- Setelah sedotan dibilas dengan larutan secara menyeluruh, sedotan secara bertahap ditutup ke dalam terpal/plastik/varietas sambil dikompresi/diinjak-injak agar kokoh.
- Setelah kompresi (kencang), silo ditutup sampai benar-benar kencang
Setelah 7 hari, jerami hanya boleh dilepas sesuai kebutuhan dan selama bahan belum habis setelah dikeluarkan dari tempat penyimpanan, tertutup rapat, terlindung dari genangan air, terlindung dari panas matahari dan hujan.
Proses II : Pembuatan Jerami Fermentasi
Fermentasi jerami dilakukan di tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Untuk kapasitas 10 ton dapat dibangun gedung dengan ukuran 4 x 5 m. Lantai dasar dapat dibuat dari semen atau tanah yang dipadatkan dan dapat dibedakan dari sekitarnya tanpa dinding. Bahan bangunan terbuat dari kayu atau bambu. Untuk atapnya bisa dari seng atau bahan yang sudah ada di lokasi. Jarak dari lantai ke atap adalah 3 m.
Proses fermentasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap fermentasi dan pengeringan
Tahap Pertama :
- Jerami padi yang baru dipanen dengan kadar air 65% dipotong-potong sepanjang 10-15 cm.
- Kemudian ditumpuk di tempat yang ditandai dengan ketinggian 20 cm.
- Sebarkan urea dan probiotik secara merata dengan dosis masing-masing 5kg per 1 ton jerami padi.
- Tambahkan lagi tumpukan jerami padi setebal 20 cm, lalu taburi lagi dengan urea dan probiotik secara merata, begitu seterusnya hingga tumpukan jerami padi mencapai 1-2m.
- Diamkan selama 21 hari agar proses fermentasi berjalan dengan sempurna
Tahap Kedua :
- Tumpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentasi, dijemur dan diangin-anginkan hingga cukup kering sebelum disimpan di tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung
- Setelah kering, jerami hasil fermentasi dapat diberikan kepada sapi sebagai pengganti rumput segar
Hasil Fermentasi Jerami Yang Baik :
- Baunya sedikit enak
- Warnanya kuning agak kecoklatan (warna dasar sedotan masih terlihat.
- Tekstur lembut (tidak kaku)
- Tidak busuk dan tidak berjamur
Memberi Ternak
Jerami padi yang difermentasi digunakan sebagai pakan serat utama untuk ternak hingga 6-8 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan konsentrat diberikan hingga 1% dari bobot badan. Formula ransum konsentrat dapat disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada, contoh formula ransum konsentrat adalah 2 bagian dedak, 1 bagian jagung dan 1 bagian bungkil kelapa serta 1 kg vitamin mineral per 100 kg konsentrat.
Proses III : Proses Pembuatan Jerami Fermentasi :
Proses produksi jerami padi fermentasi
Produksi jerami padi fermentasi dengan sistem terbuka. Proses fermentasi terbuka dilakukan di tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat 1 ton jerami fermentasi adalah: 1 ton jerami padi segar, 2,5 kg Probion (probiotik), 2,5 kg urea dan air secukupnya.
Pilihan Produksi :
- Proses pembuatannya dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap fermentasi dan pengeringan serta penyimpanan. Pada tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dari rawa dikumpulkan di tempat yang disediakan, yang diharapkan masih memiliki kadar air 60%.
- Jerami padi segar yang diolah menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi probion dan urea. Tumpukan jerami dapat dibawa hingga ketinggian sekitar 3 meter. Setelah pencampuran dilakukan secara merata, dibiarkan selama 21 hari agar proses fermentasi berlangsung dengan baik.
- Tahap kedua adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari dan berventilasi cukup kering sebelum disimpan di tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, jerami padi fermentasi dapat diberikan kepada ternak sebagai pengganti rumput segar.
Pemberian Pada Ternak :
Beri jerami fermentasi secukupnya, 1 ekor sapi dewasa, berat badan >400 kg, cukup 10 kg/hari. Tapi pertama-tama harus diberi ventilasi setidaknya selama 5 menit dan kemudian diberikan kepada sapi. Disarankan untuk membagi pemberian dua sampai tiga kali sehari, yaitu pada pagi hari setelah pemberian konsentrat dan sore hari setelah pemberian konsentrat.
Manfaat Jerami Fermentasi
Memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari jerami biasa (sekitar 7-9%);
Lebih mudah dicerna oleh ruminansia/ternak;
Nilai gizi pakan meningkat;
Baunya enak, tidak bau;
lebih higienis;
Bahan sudah tersedia dan tidak mahal;
Sebagai cadangan pakan yang tahan lama, praktis dan murah.