Dalam sistem membangun sebuah bangunan, pasti saja ada banyak sekali jenis-jenis material yang digunakan. Masing-masing material bahan bangunan selanjutnya pastinya mempunyai fungsi berbeda, agar terlalu penting bagi kami untuk mengetahui jenis-jenisnya. Ya, keliru satunya adalah material sirtu, yang memang belum terlalu familiar dikalangan masyarakat. Nah, untuk mengenal lebih jauh ulang tentang sirtu, mending kami review saja segera ulasan dibawah ini.
Pengertian Sirtu
Istilah sirtu merupakan singkatan dari “pasir batu” yang terjadi akibat akumulasi pasir dan juga bebatuan yang terendapkan di kawasan-kawasan relative lembah atau rendah. Sirtu itu sendiri adalah keliru satu material bangunan yang belum digabungkan, dan kebanyakan banyak ditemui di daerah-daerah yang mempunyai aliran sungai.
Tak cuma itu, sirtu juga bisa diambil dari satuan konglomerat atau breksi yang ada di kawasan dataran tinggi. Sirtu berasal dari 2 bagian bersama ukuran besar yang terdiri dari material batuan beku, metamorf, dan sedimen.
Sedangkan untuk yang bertekstur halusnya terdiri dari campuran bahan pasir dan lempung. Semua material selanjutnya nantinya akan ter-erosi oleh batuan induk yang bercampur menjadi satu bersama material bertekstur halus. Tingkat kekuatannya pada sistem ubahan atau pelapukan batuan berupa elip (bulat), bersama ukuran mulai dari yang seperti kerikil sampai berupa bongkahan.
Pemakaian atau pemakaian sirtu ini cuma hanya bahan bangunan untuk campuran beton, tengah penggalian yang kerap dilakukan bersama cara manual tanpa memperhatikan efek lingkungan. Sirtu yang terlepas terlalu ideal untuk dijadikan bahan pengeras pada sistem pembuatan jalur biasa, jalur tol, dan airport. Tak cuma itu, sirtu juga kerap digunakan utnuk campuran beton, aspal (hotmix), plester, bahan bangunan, sampai tanah urug.
1. Asal Muasal Sirtu
Selamat Berbelanja di Prorumah.com , Dapatkan garansi dan juga potongan harga menarik untuk pembelian di dalam kuantitas khusus !!!
Beranda / sirtu
Seperti Inilah Wujud, Karakter dan Fungsi Sirtu Untuk Konstruksi Bangunan
Dalam sistem membangun sebuah bangunan, pasti saja ada banyak sekali jenis-jenis material yang digunakan. Masing-masing material bahan bangunan selanjutnya pastinya mempunyai fungsi berbeda, agar terlalu penting bagi kami untuk mengetahui jenis-jenisnya. Ya, keliru satunya adalah material sirtu, yang memang belum terlalu familiar dikalangan masyarakat. Nah, untuk mengenal lebih jauh ulang tentang sirtu, mending kami review saja segera ulasan dibawah ini.
Pengertian Sirtu
Istilah sirtu merupakan singkatan dari “pasir batu” yang terjadi akibat akumulasi pasir dan juga bebatuan yang terendapkan di kawasan-kawasan relative lembah atau rendah. Sirtu itu sendiri adalah keliru satu material bangunan yang belum digabungkan, dan kebanyakan banyak ditemui di daerah-daerah yang mempunyai aliran sungai.
Tak cuma itu, sirtu juga bisa diambil dari satuan konglomerat atau breksi yang ada di kawasan dataran tinggi. Sirtu berasal dari 2 bagian bersama ukuran besar yang terdiri dari material batuan beku, metamorf, dan sedimen.
Sedangkan untuk yang bertekstur halusnya terdiri dari campuran bahan pasir dan lempung. Semua material selanjutnya nantinya akan ter-erosi oleh batuan induk yang bercampur menjadi satu bersama material bertekstur halus. Tingkat kekuatannya pada sistem ubahan atau pelapukan batuan berupa elip (bulat), bersama ukuran mulai dari yang seperti kerikil sampai berupa bongkahan.
Pemakaian atau pemakaian sirtu ini cuma hanya bahan bangunan untuk campuran beton, tengah penggalian yang kerap dilakukan bersama cara manual tanpa memperhatikan efek lingkungan. Sirtu yang terlepas terlalu ideal untuk dijadikan bahan pengeras pada sistem pembuatan jalur biasa, jalur tol, dan airport. Tak cuma itu, sirtu juga kerap digunakan utnuk campuran beton, aspal (hotmix), plester, bahan bangunan, sampai tanah urug.
1. Asal Muasal Sirtu
Seperti yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi, bahwa sirtu terbentuk gara-gara adanya akumulasi pasir dan batuan yang ter-endapkan di daerah-daerah relative lembah atau rendah. Sirtu yang berasal di sebagian area pada kebanyakan terbuat dari pasir dan batuan gunung api, yang mempunyai karakter andesitic dan kerap dicampurkan bersama pasir batu apung.
Tak cuma dari dataran rendah, sirtu juga bisa didapat di daerah-daerah bersama dataran tinggi yang kebanyakan belum terpadukan. Dengan komponennya yang terdiri dari batuan beku, metamorf dan sedimen, sirtu akan ter-erosi dari batuan induknya yang kemudian bercampur bersama material bertekstur halus.
Umumnya sirtu akan diendapkan di dalam sungai, danau, sampai laut yang dikenal bersama makna “alluvium”. Penampakan sirtu yang sekarang ini merupakan suatu hal yang tidak padu pada material batuan bersama material halus.
Jika endapan alluvium selanjutnya sudah mulai terbentuk bersama ketebalan dan penyebaran yang luas, maka hal selanjutnya akan seiring bersama berjalannya kala dan juga sistem geologi yang bekerja. Hasilnya, penampakan sirtu sudah berada di area dataran tinggi atau perbukitan.
Seiring bersama berjalannya waktu, kini nama sirtu berubah menjadi konglomerat gara-gara batuannya sudah menyatu pada material batuan bersama material halusnya.
2. Sifat Fisik
– Agregat pasir mesti mencukupi sebagian syarat-syarat seperti dibawah ini :
Agregat pasir mesti terdiri dari butiran yang tajam dank eras bersama indikasi kekerasan 2,2. Tak cuma itu, agregat material halusnya juga mesti berupa kekal.
Agregat pasir tidak boleh mempunyai kadar zat-zat yang bisa menyebabkan kerusakan beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
– Agregat lempung mesti mencukupi sebagian syarat-syarat seperti selanjutnya :
Agregat halus tidak boleh mempunyai kadar bahan-bahan organis yang terlalu banyak.
Agregat halus tidak boleh mempunyai kadar lumpur lebih dari 5 prosen (ditentukan pada berat kering).
Agregat batuan mesti mencukupi syarat-syarat seperti dibawah ini :
– Ukuran maksimum ft2 : 75 (ASTM C15-80)
Densitas Ibs / ft2 : (ASTM C-97)
Rendah : 150
Minimal yang di idamkan : 160
Tinggi : 190
– Penyerapan air prosen berat : (ASTM C-121) (ASTM C-97)
Rendah : 0,02
Minimal yang di idamkan : 0,40
– Kekuatan tekanan, Ksi : (ASTM C-170)
Minimal yang di idamkan : 90
Tinggi : 52
– Kekuatan tarik, ksi : (ASTM C-99)
Minimal yang di idamkan : 1,5
Tinggi : 5,5
– Modulus elastisitas , ksi
Rendah : 2
Tinggi : 10
Ketahanan Abrasi : tidak di idamkan (ASTM C-241).
3. Fungsi Sirtu
Hingga kala ini, pemakaian sirtu cuma sebagai bahan bangunan di dalam campuran beton, dan tengah penggalian yang kerap dilakukan bersama cara tradisional (manual) tanpa memperhatikan efek pada lingkungan yang ada di distributor material bangunan.
Adapun tentang fungsi sirtu yang ideal untuk bahan pengeras pada jalur biasa, jalur tol, dan air port, campuran beton, aspal (hotmix), plester, bahan bangunan dan tanah urug. Sesuai bersama keperluan penggunaannya, maka sirtu mesti mencukupi sebagian syarat-syarat seperti di bawah ini :
Untuk digunakan sebagai agregat beton, maka sirtu mesti bebas dari bahan-bahan organis, kotoran, lempung maupun material asing lainnya yang bisa menurunkan mutu beton.
Pada penggunaannya untuk konstruksi jalan, maka sirtu akan terbagi kedalam tiga kelas yaitu A, B, dan C bersama syarat-syarat berlainan baik untuk di bawah lapisan basic atau untuk lapisan dasar.
Persyaratan agregat untuk di bawah lapisan basic yang cocok bersama table 1 dan table 2.
4. Beberapa Persyaratan Agregat Untuk Lapisan Dasar yang Paling Umum
Tingkat kekerasan minimum 6
Kehilangan berat bersama percobaan sodium sulfat, prosen maksimum 10.
Kehilangan berat gara-gara abrasi sesudah 100 putaran, prosen maksimum 10.
Kehilangan berat bersama percobaan magnesium sulfate soundness test, prosen maksimal 12.
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 500 putaran, prosen maksimal 40.
Memiliki partikel yang tipis, memanjang presentase berat (partikel lebih besar dari 1” bersama ketebalan tidak cukup dari 1/5 panjang), maksimal 5 %.
Memiliki bagian-bagian batu yang lunak, maksimal 5 %.
Memiliki gumpalan-gumpalan lempung prosen maksimal 0,25 %.
Perbandingan Sirtu dan Sirdam
Jika makna sirtu merupakan singkatan dari “pasir batu”, maka makna sirdam merujuk pada pasir makadam. Meski mempunyai fungsi yang sama sebagai pengurukan, tapi kedua material selanjutnya mempunyai perbedaan.
Sirtu pada kebanyakan didapat dari lembah-lembah dan sungai, sedang sirdam merupakan pasir yang dibaur bersama pecahan-pecahan batu makadam yang didapat dari daerah-daerah pegunungan. Itu sebabnya, mengapa sirdam juga kerap disebut bersama nama “sirtu gunung”.
Baik sirtu maupun sirdam, keduanya sama-sama mempunyai karakter lebih padat, tidak ringan kropos dan juga tahan teradap abrasi. Dibalik fungsi utamanya yang sama, tapi pemakaian sirtu dan sirdam juga mesti cocok bersama karakteristiknya.
Ciri khas sirdam adalah teksturnya yang licin bersama bentuk bulat agar cocok untuk pengurukan rumah, lahan, dan lainnya yang kemudian akan ditimpa coran maupun pemasangan keramik diatasnya. tak cuma itu, sirdam juga mempunyai karakter mengunci gara-gara format batunya yang meruncing agar akan berpengaruh pada komposisi pasirnya.