Kita sering menjumpai orang yang menurut kita pelit. Karena umumnya orang memahami bahwa orang pelit adalah orang yang tidak suka memberi sebagian hartanya dan tidak mau membantu ketika dimintai pertolongan. Namun, perspektif ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Rosulullah. Menurut Rosulullah orang pelit dalam islam bukanlah orang yang mengekang hartanya melainkan orang yang enggan bersholawat ketika mendengar nama Nabi saw disebut. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib yang artinya :
“Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, Rasulullah bersabda, Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak membaca shalawat kepadaku.” (H.R. At-Tirmidzi)
Hadits ini menjelaskan bahwa membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saat mendengarkan namanya adalah sesuatu yang ringan dan mudah dilakukan. Seseorang tidak perlu mengeluarkan harta dan repot ketika membaca shalawat. Terlebih, Nabi sendiri juga telah bersabda, bahwa orang yang mau bershalawat kepadanya satu kali, maka Allah akan mengucurkan rahmat kepadanya sepuluh kali, menghapus darinya sepuluh kesalahan dan mengangkat baginya sepuluh derajat. Atau yang sederhana, ketika dengar kata Nabi Muhamad bisa jawab dengan membaca ‘Allahuma sholli ala sayyidina Muhammad’ maupun ‘Shollu Alaih’.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Artinya: Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (mencurahkan rahmat) kepadanya sepuluh kali, menghapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan diangkat baginya sepuluh derajat. (HR. An-Nasa’i)
Buruknya Sifat Bakhil
Sebelumnya kita telah mengetahui definisi orang pelit dalam Islam. Kali ini perlu kiya ketahui mudharatnya sifat pelit/bakhil. Ada banyak ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang buruknya sifat al-bukhl (bakhil), seperti firman Allah yang artinya,
“Sekali-sekali janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka, sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di leher mereka pada hari kiamat.”
Selain itu sifat bakhil adalah bukti akan kurangnya iman kepada Allah ﷻ dan terhadap akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya,
“Tidak akan berkumpul sifat pelit dan keimanan dalam hati seorang hamba selama-lamanya.”(HR. An Nasa’i)
Jika dia seorang mukmin dengan iman yang benar, maka dia akan yakin bahwa Allah akan menggantinya dengan kekayaan yang dia belanjakan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an tentang perintah Allah untuk berinfak dan bersedekah, begitu pula dalam hadits Nabi ﷺ. Tapi itu tidak cukup untuk menggerakkan hatinya untuk bersedekah, malah membuatnya semakin sengsara. Ini menunjukkan bahwa imannya kurang. Dari sana Anda bisa mengukur tingkat keimanan pada sifat bakhilnya. Jika ternyata dia memiliki sifat bakhil, maka imannya kepada Allah dan akhirat cacat.
Dalam Alquran, Allah SWT telah memberikan peringatan keras bagi orang-orang yang pelit akan harta yang dimilikinya. Bahkan pada surah Ali Imran ayat 180 digambarkan siksaan bagi orang yang pelit. Kelak pada leher orang yang pelit itu akan dikalungkan harta-hartanya pada hari kiamat.
Kalau kita mengaku percaya Tuhan, harus ada buktinya, yaitu sedekah. Maka kita berusaha bersedekah sebagai bukti bahwa kita beriman dan sedekah yang kita keluarkan akan diganti oleh Allah. Semoga kita semua tidak tergolong orang pelit dalam islam dan selalu dijauhkan dari sifat-sifat buruk yang dapat mendatangkan kemudharatan bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca juga : Memperoleh manfaat sedekah menurut Al Qur’an, mudah!