Cara Menanam dan Budidaya Pinang yang Direkomendasikan

budidaya pinang

Budidaya pinang – Pinang merupakan tanaman tropis yang populer di Indonesia setelah kelapa. Tanaman ini tersebar di seluruh Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Thailand dan Indonesia. Pinang dalam bahasa latin adalah Areca Catechu atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Sirih Pinang (Bethel Nut Tree). Tanaman pinang ini termasuk dalam tanaman satu bagian atau tumbuhan berkeping satu (monokotil).

Selama ribuan tahun, buah ini dipercaya sebagai obat, terutama di Mesir dan India. Dewasa ini banyak negara yang menggunakan buah pinang sebagai obat cacing (obat cacing usus), obat eksim, pereda sakit gigi, dll. Di beberapa daerah Indonesia di Persinggahan Malaka misalnya, pinang dikonsumsi langsung sebagai buah pinang (nyirih: red). Biasanya daun sirih dimakan dengan jeruk nipis dan pinang. Beberapa mencampurnya dengan pinang dan tembakau agar lebih enak.

Baca Juga : Berbagai Khasiat Buah Pinang Untuk Wanita Akan Anda Dapatkan

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Budidaya Pinang

Saat ini budidaya buah pinang masih banyak dilakukan dengan sistem tradisional, bukan secara intensif. Selama ini petani hanya menanam buah pinang di pinggir kebun sebagai pagar. Padahal, jika dikelola secara intensif, penanaman pinang akan lebih banyak dibandingkan dengan menanam kelapa sawit. Belakangan ini, pemerintah dan swasta mulai mendorong budidaya secara intensif. Berikut cara menanam dan budidaya pinang yang kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Menentukan Jenis Lahan – Budidaya Pinang

Secara umum lahan yang akan ditanami pinang dikelompokkan menjadi 2, kelompok satu dan kelompok dua. Tanah yang baik untuk berkebun pinang adalah gambut tipis atau tanah gambut tua dan humus. Pasalnya, jenis tanah ini banyak mengandung unsur organik saat menanam pinang. Negara ini disebut negara kelompok satu.

Jenis tanah kedua adalah lempung berpasir, tanah kuning-merah dan pasir kuning-merah. Kandungan pasir tidak boleh melebihi 25%. Jenis tanah kedua membutuhkan pupuk organik dalam jumlah besar, seperti kompos atau pupuk kandang matang. Hindari penggunaan lahan kerikil berwarna kuning, merah dan berbatu karena jenis lahan ini tidak cocok untuk jenis kelapa sawit (pinang). Tanaman berkayu seperti mangga, alpukat, durian, karet, pala, asam jawa, cengkeh, gaharu, dll masih bisa tumbuh di tanah berbatu ini.

Usahakan ketinggian tanah 1.300 meter di atas permukaan laut, karena tanaman pinang tumbuh optimal di ketinggian ini. Pekerjaan penanaman dilakukan pada awal atau pertengahan musim hujan.

2. Mempersiapkan Lahan Tanam

Bersihkan tanah dari semak dan gulma, baik secara mekanis maupun menggunakan herbisida. Untuk kelompok tanah pertama, buat stik utama dengan jarak 3 meter. Luas tanah kelompok kedua adalah 2,75 meter. Di kedua sisi daratan. Jarak dari tiang utama ke batas tanah atau pembatas adalah 1,5 meter. Dengan mempertimbangkan kondisi tanah, semakin subur tanah maka semakin padat kepadatan penduduknya.

Kemudian letakkan tumpukan anak pada jarak 3 x 3 meter atau 2,75 x 2,75 meter. Aturan tata letak tiang dirumuskan dengan bujur sangkar atau barisan prajurit. Gali lubang tanam. Ukuran kelompok pertama adalah 30 x 30 x 30 cm, dan ukuran kelompok kedua adalah 50 x 50 x 50 cm. Tanah galian atas dipisahkan dari tanah galian bawah. Biarkan lubang digali selama seminggu.

Karena pinang perlu adaptasi atau aklimatisasi untuk ditanam, maka galian didiamkan selama kurang lebih satu minggu. Bibit ditempatkan di dekat kebun jika perlu. Pada lahan kelompok 1, campurkan tanah galian dengan 3 kg pupuk organik, 200 gram dolomit dan 100 gram pupuk fosfat batuan. Sedangkan kelompok kedua tanah galian telah dicampur 5 kg pupuk organik, 100 gram dolomit dan 100 gram pupuk fosfat.

Masukkan campuran pupuk ke dalam  ke dalam lubang tanam dan tanam pinang tegak secara bersamaan. Kedalaman lubang galian sama dengan tinggi permukaan media tanam di lubang tanam. Lubang tanam 7 sampai 10 cm lebih rendah dari permukaan tanah pada kelompok dua, sedangkan untuk kelompok satu sama untuk permukaan lahan tanam.

3. Mempersiapkan Bibit Tanaman Pinang

Bibit pinang dipilih sebagai bibit yang sehat dan ditanam dibawah sinar matahari langsung. Jangan menabur benih yang tumbuh langsung di tempat teduh atau teduh. Bibit yang ditangkar dibawah paranet / di bawah teduhan secara umum akan stress dan tidak akan tahan apabila terkena matahari langsung. Sehingga bibit ini akan mudah gosong daunnya karena terbakar sinar matahri langsung.

Apabila tetap menggunakan bibit tersebut makan harus di aklimatisasi terlebih dahulu minimal selama 2 bulan. Maka usahakan carilah bibit pinang yang ditangkat dan terbiasa kena matahari langsung. Kelebihan budidaya tanaman pinang ini adalah bisa ditumpangsarikan dengan tanaman palawija, sayuran, bumbu-bumbu rimpang, ubi jalar atau singkong, dll.

4. Pemupukan dan Pengendalian Gulma

Pemupukan umur 6 bulan sampai 3 tahun: campurkan 2 kg pupuk organik dan 200 gr pupuk NPK dalam dua tumpukan di kedua sisi area akar tanaman. Jangan menyebarkan pupuk. Aplikasikan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Apabila sudah berumur 3 tahun ke atas (sampai masa penanaman kembali), berikan 5 kg pupuk organik dan 300 g pupuk NPK setiap 6 bulan.

Karena gulma dan hama sering ditemukan di perkebunan pinang maka harus dikendalikan. Gulma dan hama ini akan menimbulkan penyakit untuk tanaman pinang itu sendiri. Maka ketika tanaman pinang terkena penyakit tidak akan tumbuh secara optimal dan pertumbuhannya pasti terganggu. Bahkan bisa menyebabkan tanaman pinang mati.

5. Masa Panen Buah Pinang – Budidaya Pinang

Tanaman pinang mulai berbuah saat berumur 4 tahun. Dan mulai berproduksi normal pada usia 6 tahun. Usia maksimal 35 tahun. Hasil buah sangat tergantung pada kesesuaian tanah dan iklim, termasuk pemupukan dan nasib petani. Pemanenan buah pinang tua berwarna kuning atau jingga dapat dilakukan dengan memotong tandan buah menggunakan sabit (menggunakan tiang bambu).

Buah pinang tersebut kemudian dijemur selama 14 hari, kemudian dikupas menggunakan alat pengupas buah pinang yang banyak dijual secara online. Cara yang juga bisa lebih cepat yaitu memotong buah pinang segar dengan mesin pembelah pinang, mengeringkannya di atas benih selama 3-4 hari, menggali bijinya, kemudian mengeringkannya selama 2-3 hari.

Dibanding dengan komoditi perkebunan sawit atau karet, hasil bertanam pinang jauh lebih baik. Budidayanya mudah, hama dan penyakit tidak sebanyak sawit dan karet.

Selanjutnya artikel menarik khusus untuk anda Mengintip Peluang Usaha Depot Air Minum Terkini