Pentingnya Kolam Pembuangan Limbah Abu Batubara pada PLTU

Coal Ash Yard (lubang abu batu bara) adalah tempat penyimpanan abu sisa pembakaran batu bara dari pembangkit listrik tenaga uap atau pabrik pengolahan batu bara. Abu batu bara yang dihasilkan dari proses pembakaran mengandung zat-zat beracun seperti arsenik, merkuri, dan selenium yang dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak ditangani dengan baik.

Di Coal Ash Yard, abu batu bara disimpan dalam bentuk tumpukan yang besar di atas lahan terbuka atau dalam bak penampungan tertutup. Abu batu bara kemudian dapat digunakan kembali untuk berbagai keperluan seperti bahan campuran dalam semen atau bahan bangunan lainnya, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir yang sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah yang berlaku. Penting untuk memastikan bahwa pengelolaan abu batu bara dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar lingkungan dan kesehatan yang berlaku untuk mencegah dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Salah satu cara alternatif dalam pembuatan kolam penampungan abu batubara adalah dengan menggunakan geomembrane. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan kolam penampungan abu batu bara dengan menggunakan geomembrane:

  1. Pilih lokasi yang tepat: Seperti pembuatan kolam penampungan abu batu bara pada umumnya, lokasi harus memperhatikan faktor-faktor seperti kestabilan tanah, jarak dari sumber air tanah dan sungai, dan keamanan lingkungan.
  2. Desain kolam: Desain kolam harus mempertimbangkan volume abu batu bara yang dihasilkan oleh pabrik serta kapasitas kolam yang akan dibuat. Kemudian, rencanakan bentuk kolam dan spesifikasi geomembrane yang akan digunakan.
  3. Persiapan lahan: Persiapan lahan harus mencakup pengeringan, penghalusan tanah dan pemasangan dasar penahan, biasanya jika kondisi tanah banyak partikel tanah yang tajam maka dilapisi dengan non woven geotextile agar tidak terjadi kerusakan pada geomembrane. Kemudian, lakukan pengujian pada tanah untuk memastikan bahwa kondisinya memenuhi persyaratan untuk pemasangan geomembrane.
  4. Pemasangan geomembrane: Langkah pertama dalam pemasangan geomembrane adalah memotong dan membentuk lembaran geomembrane sesuai dengan ukuran dan bentuk kolam. Kemudian, letakkan geomembrane di atas lapisan pasir atau tanah yang telah dihaluskan dan diratakan.
  5. Penyambungan geomembrane: Setelah geomembrane dipasang, dilakukan penyambungan lembaran-lembaran geomembrane dengan teknik pengeleman atau penyolderan. Ini dilakukan untuk memastikan ketahanan dan ketelitian penyambungan agar tidak terjadi kebocoran.
  6. Pemasangan sistem drainase: Kolam penampungan abu batu bara harus memiliki sistem drainase yang baik untuk mengeluarkan air dan memastikan bahwa air di dalam kolam tidak meluap. Sistem drainase biasanya terdiri dari pipa, sumur resapan, dan pompa air.
  7. Pemantauan dan pemeliharaan: Setelah kolam selesai dibangun, penting untuk melakukan pemantauan dan pemeliharaan rutin. Ini mencakup pemeriksaan kolam secara berkala, memperbaiki kerusakan jika ada, dan membersihkan abu batu bara yang terakumulasi di dalam kolam.

Perlu diingat bahwa pemasangan geomembrane pada kolam penampungan abu batubara membutuhkan keahlian teknis yang cukup. Oleh karena itu, disarankan untuk mendapatkan bantuan dari profesional atau ahli lingkungan yang berpengalaman dalam pemasangan geomembrane pada kolam penampungan abu batubara.